Selasa, 10 Juni 2014

BPDAS JENEBERANG WALANAE

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Jeneberang Walanae merupakan Unit Pelaksana Teknis Departemen Kehutanan RI yang memiliki tugas melaksanakan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan di 17 DAS yang secara administratif masuk dalam 16 kab./kota di Propinsi Sulsel.

Dalam melaksanakan kegiatan, BP DAS Jeneberang Walanae menggunakan DAS sebagai unit pengelolaan, jadi bisa lintas kab./kota. DAS merupakan wilayah daratan yang secara topografi dibatasi oleh punggung bukit/gunung yang menampung dan menyimpan air hujan kemudian mengalirkannya ke laut atau waduk melalui alur utamanya.

DAS Walanae adalah salah satu dari 17 DAS yang dikelola BP DAS Jeneberang Walanae. DAS Walanae termasuk dalam kategori DAS prioritas I (satu) dengan luas wilayah 478.932,72 Ha. Secara geografis terletak di posisi 3º 59' 03" - 5º 8' 45" LS dan 119° 47' 09" – 120° 47' 03" BT dan secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Maros, Bone, Soppeng dan Wajo.

DAS Walanae terdiri dari 7 (tujuh) Sub DAS, yaitu; Batu Puteh, Malanroe, Mario, Minraleng, Sanrego, dan Walanae. Dari ketujuh Sub DAS tersebut Sebagian besar memiliki bentuk DAS memanjang, hanya Sub DAS Malanroe dan Walanae Hilir yang  memiliki bentuk radial.
Sedangkan untuk pola aliran didominasi pola denritik medium (sedang) dengan kerapatan aliran terendah 72 m/ha (walanae hilir) dan tertinggi 318,74 m/ha (walanae tengah). Dengan debit sungai rata-rata di hulu 243,50 m3/detik dan hilir 91,87 m3/detik.

Jenis tanah di DAS Walanae didominasi jenis Litosol, Kompleks Mediteran, Regosol, Aluvial dan Grumusol. Sedangkan jenis batuannya terdiri atas: Andesit, Aluvium, Marmer, Batu Gamping, Tufit Tefra berbutir dan hanya sedikit yang berjenis Batu Lumpur.  

Masyarakat di sekitar DAS Walanae memiliki adat yang kuat dalam upaya melestarikan alam. Diantaranya adalah kewajiban menanam pohon kelapa ketika ada bayi yang baru lahir, kewajiban menanam pohon buah-buahan di depan rumah masih-masing, mengadakan upacara setelah panen dan penanaman pohon pada saat aqiqah dan naik tojang (ayunan).